1. 2.

16 Juli 2009

Guru Dinilai Kurang Pro Aktif

Orang Tua Murid SMP Yaspen Resah
DEPOK - Akibat tindakan oknum guru YASPEN Tugu Ibu, kota Depok yang kurang pro aktif terhadap situasi dan kondisi muridnya, membuat orang tua siswa resah dan kesal. Pasalnya salah satu orang tua murid yang berinisial PT mengaku kepada wartawan, sangat kesal terhadap oknum guru Yaspen Tugu Ibu Depok karena anaknya yang duduk di kelas tujuh (7) Sekolah Menengah pertama tersebut bolos dan tidak masuk sekolah selama 20 hari dalam satu semester dan anak tersebut tidak bisa naik ke kelas delapan. Hal ini diketahui orang tua pada saat penerimaan rapot tahun ajaran kemarin TA 2009/ 2010. Hal ini membuat orang tua kaget dan kesal karena merasa selama ini anaknya belajar di Yaspen Tugu Ibu seolah-olah tidak ada masalah karena tidak ada pemberitahuaan dari pihak sekolah, katanya. Seharusnya jika ada permasalahan si anak di sekolah harus ada pemberitahuan dari pihak sekolah, tegasnya. Oleh karena itu saya sebagai orang tua merasa kesal dan dirugikan baik dari segi materil maupun moril, karena saya sebagai orang tua berharap anak saya, saya sekolahkan di Tugu Ibu Depok supaya menjadi anak yang baik dan berbudi pekerti serta menjadi contoh dan teladan baik bagi guru maupun orangtua. Tenyata harapan saya tidak seperti yang saya harapkan karena kurangnya perhatian oknum guru tersebut. Padahal anak saya tidak pernah absen dari rumah tiap hari berangkat ke sekolah, tegasnya. Apabila ada pemberitahuan dari pihak yayasan ke kami sebagai orang tua saya jamin tidak terjadi seperti ini. Ketika hal ini dikonfirmasi ke Kepala Sekolah SMP Yaspen Tugu Ibu, Dra.Hj.Ita Nur’A Sita. MM, mengatakan sekolah memberikan pengarahan yang terbaik kepada semua guru kelas dan masalah anak tidak naik kelas sudah kesewpakatan hasil rapat guru. Sementara itu wali kelas Maryono SPd selalu minta maaf kepada saya sebagai orang tua, kata PT. Akan tetapi saya sebagai orang tua menanggapi sudah kesal dan kecewa, karena oknum tersebut sudah terlalu cepat mengambil tindakan sepihak tanpa memikirkan perasaan orang tua. Padahal program pemerintah wajib belajar 9 tahun sudah menjadi kendala bagi anak saya. Seharusnya kalau memang anak saya tinggal kelas, oke saja, tetapi kita sebagai orang tua harus dipanggil dulu untuk pemberitahuan sekaligus mengambil solusi terbaik seperti yang dilakukan oleh sekolah yang ada di kota Depok. Oleh sebab itu saya sebagai orang tua meminta kepada pimpinan Yaspen Tugu Ibu agar menempatakan jabatan kepada para guru yang benar-benar mampu dan pro aktif terhadap keadaan para siswa/ siswi agar tidak terulang lagi kejadian seperti ini yang bisa merugikan sekolah, tegasnya. (RS/PT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Staff Redaksi


Hendrik S (Polda Metro Jaya) Valentinus MS (Jaksel) Gorby, Robin S (Jaktim) Ramdani BE, Agus Subarkah (Jakpus) (Jakut) Biro Bekasi :Sepmi R (Kabiro) , Joni Sitanggang, Binton Juntak, Mustofa, Ringan Simbolon, Haerudin, Herman Sitanggang, Mulayadi TH, Togar S, Banjarnahor, Syafi'i M, Biro Kab.Bogor :Irawan (Kabiro), Ucup Supriyadi, Rizal Aska, Depok : Radot S, (Kabiro), Karawang : Ade Junaidi (Kabiro), Rihas Purnama YM, Edi Askam, Mustamir, Otong, Wawan, Junaedi, Sopyan Junior, Mumuh MuhamadMursid. Perwkln Jabar: Idris C.Pasaribu (Ka Prwkl), Ungkap M, Deni Ridwan, Parasman. Biro Cimahi : Martunas S. Prwkln Lampung : Irmiadi (Ka.Prwkln) Suwardi, Suripto, nano Wijaya, Sutiyo, Suseno, Sujono, Herry, Adhie, Elik Yulianto, Israludin, Rimanda K Saputra. Kab Tanggamus : MBadri Ma'ruf. Prwkln Jambi : Sabarudin Nasution SE (Ka.Prwkl), Biro Tanjabbar : Abdul Munir, M.Syarif Hidayat. Biro Kab/Kota Siantar : Buhardo Siahaan. Biro Sulselbar : fadly Syarif (Ka.Biro)