1. 2.

26 Desember 2009

Puluhan Anak Putus Sekolah karena Biaya

CIANJUR-- Sedikitnya 40 orang anak usia sekolah di Kampung Pasir Ipis, Desa Sukasari, Kecamatan Kadupandak, Cianjur, Jawa Barat, terpaksa putus sekolah karena orang tua mereka tidak memiliki biaya.

Sebagian besar dari anak usia sekolah itu, putus sekolah dasar karena tingkat ekonomi keluarga mereka yang sulit, sehingga orang tua di kampung itu, melarang anaknya untuk melanjutkan sekolah.

Biayanya dari mana untuk mereka sekolah. Satu hari penghasilan kami sebagai buruh serabutan hanya Rp7.500.- Itupun kalau ada pekerjaan, kalau tidak ada kami tidak punya uang sama sekali, kata Warga Kampung Pasir Ipis, Idih, Rabu (9/12).

Dikatakannya, keinginan orang tua yang memiliki anak usia sekolah di kampung tersebut begitu besar agar anak mereka terus sekolah hingga tingkat yang paling tinggi.

Namun tingkat ekonomi yang membuat mereka terpaksa melarang anaknya untuk sekolah.

Sehingga mereka berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk mencerdaskan anak-anak di kampung itu, dengan cara mendapatkan bantuan biaya pendidikan, layaknya anak usia sekolah di perkotaan.

Kata saudara saya di Cianjur, ada beasiswa untuk anak miskin yang tidak mampu membayar biaya sekolah. Namun di kampung ini kami hanya mendapat ceritanya saja, tutur Idih yang ketua RT 

Sementara itu, keinginan anak-anak yang putus sekolah di kampong tersebut, tetap melanjutkan sekolah hingga tinggkat SMA bahkan kuliah. Namun sebagian besar dari mereka hanya tamat kelas 2 sekolah dasar.

Jauhnya jarak tempuh untuk sampai ke sekolah dasar terdekat, merupakan kendala lain, terhambatnya pendidikan bagi anak usia sekolah di kampung itu.

Untuk sampai ke sekolah kami harus berjalan kaki sejauh 5 kilometer setiap harinya. Sedangkan di kampung ini, tidak ada sekolah, kami berharap ada sekolah di kampung kami ini, kata Hasan (9) yang hanya kelas 2 sekolah dasar itu.  

Ia berharap, pihak pemerintah dapat membangun sekolah di kampung mereka, agar anak seusianya dapat melanjutkan kembali sekolahnya. Serta memberikan pekerjaan bagi ayah mereka yang selama ini kerja serabutan.  

Kalau kami pintar kami bisa bekerja di luar kampung untuk membantu orang tua agar memiliki uang untuk membeli beras, katanya. (mi/red)

1 komentar:

  1. MIMPI ANAK-ANAK YANG PATUT MENDAPATKAN PERHATIAN DARI PEMERINTAH.

    BalasHapus

Staff Redaksi


Hendrik S (Polda Metro Jaya) Valentinus MS (Jaksel) Gorby, Robin S (Jaktim) Ramdani BE, Agus Subarkah (Jakpus) (Jakut) Biro Bekasi :Sepmi R (Kabiro) , Joni Sitanggang, Binton Juntak, Mustofa, Ringan Simbolon, Haerudin, Herman Sitanggang, Mulayadi TH, Togar S, Banjarnahor, Syafi'i M, Biro Kab.Bogor :Irawan (Kabiro), Ucup Supriyadi, Rizal Aska, Depok : Radot S, (Kabiro), Karawang : Ade Junaidi (Kabiro), Rihas Purnama YM, Edi Askam, Mustamir, Otong, Wawan, Junaedi, Sopyan Junior, Mumuh MuhamadMursid. Perwkln Jabar: Idris C.Pasaribu (Ka Prwkl), Ungkap M, Deni Ridwan, Parasman. Biro Cimahi : Martunas S. Prwkln Lampung : Irmiadi (Ka.Prwkln) Suwardi, Suripto, nano Wijaya, Sutiyo, Suseno, Sujono, Herry, Adhie, Elik Yulianto, Israludin, Rimanda K Saputra. Kab Tanggamus : MBadri Ma'ruf. Prwkln Jambi : Sabarudin Nasution SE (Ka.Prwkl), Biro Tanjabbar : Abdul Munir, M.Syarif Hidayat. Biro Kab/Kota Siantar : Buhardo Siahaan. Biro Sulselbar : fadly Syarif (Ka.Biro)